Senin, 13 Desember 2010

Ada apa dengan Yogyakarta.?

melihat televisi yang sedang menayangkan aksi demo di yogyakarta, dan baru kali ini saya melihat demonstrasi yang benar-benar membuat saya ingin berkata This is Indonesia!, bersaing dengan tagline film 300This is Sparta!. Tidak seperti demo-demo lain yang cenderung kasar dan anarkis, disertai dengan aksi-aksi yang menunjukkan kebrutalan sifat manusia seperti bakar-bakar, dorong mendorong dengan pihak keamanan, dan lempar-lemparan batu.

Semua kalangan tumpah ruah di dalam acara unjuk rasa ini, mulai dari seniman yang berpakaian nyentrik, komedian, tukang becak, mahasiswa, anak sekolah, pengusaha, pedagang baju di emperan Malioboro, dosen-dosen, bahkan sampai kaum termarjinalkan seperti komunitas Waria-pun ikut berpartisipasi dalam unjuk rasa ini. Pada unjuk rasa ini tampak benar prinsip Bhineka Tunggal Ika yang terekspresikan dalam kesatuan dan persatuan membela keistimewaan Yogyakarta. Berbagai suku pun tampak disini, seperti dari Papua, NTT, NTB, dan suku-suku lain di Indonesia.

ya, seperti ini lah indonesia, "bersatu" dan saya bangga tinggal di Yogyakarta karena dapat menerima perbedaan dan cinta damai. sebagai daerah yang memahami akan perbedaan yang terjadi.

yups cah yo,, go Yogyakarta

4 komentar:

Sri Sultan salah satu tokoh arif, bijaksana dan tidak mau mencari kekayaan yang berlebihan, terlihat ketika pindahnya pedagang yang tadinya terletak dipinggir-pinggir jalan dialokasi ke Pasar Klitikan, untuk menempati pasar gratis, itupun para pedagang selama masa penyesuain masih diberi jaminan setiap bulannya berupa uang.
Selain itu pindahnya pasar shoping centre tidak terjadi gejolak terhadap pedagang. Pindahnya pasar Ngasem ke Dongkelan juga tidak ada gejolak, pedagang disuruh menempati juga gratis. Waktu pindahnya juga diperhatikan dengan adat jawa dengan "KIRAB"

yups setuju banget, Sri Sultan memang merupakan salah satu tokoh yang arif dan bijaksana...

Posting Komentar